Album's Wo Yi Cute

Selasa, 04 September 2007

PerCEpatAn DiRi

Melakukan percepatan diri
Bagaimana caranya agar kita mampu melakukan percepatan diri? Ada tujuh hal yang layak kita perhatikan.
Pertama, adanya kesadaran untuk melakukan percepatan. Kesadaran ini akan hadir tatkala kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang arti penting perubahan. Tanpa adanya kesadaran mustahil seseorang akan bergerak. Kesadaran dan ketidaksadaran ini bagaikan orang bangun dan orang tidur.
Kedua, memiliki visi dan misi. Visi adalah "mencari gambaran masa depan"; sedangkan misi adalah "sesuatu yang harus dilaksanakan dan diselesaikan untuk menuju arah masa depan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan". Dengan adanya visi dan misi, jalan hidup kita akan lebih terarah.
Ketiga, pandai melakukan skala prioritas dalam hidup. Skala prioritas sangat penting artinya karena sumber daya yang kita miliki--waktu, kesempatan, dana, kekuatan fisik--serba terbatas.Menurut Dr Quraish Shihab, apabila ada dua alternatif untuk melakukan satu di antara dua pekerjaan yang sama dan memiliki arti yang sama pula, maka harus dipilih pekerjaan yang memakan waktu paling singkat. Di sisi lain apabila ada pekerjaan yang mengandung nilai tambah dan dapat diselesaikan dalam waktu yang sama tanpa nilai tambah, maka pilihlah pekerjaan yang memiliki nilai tambah. Misal shalat berjamaah yang lebih diutamakan daripada shalat sendirian, termasuk dalam hal ganjarannya yang perbandingannya 27:1.
Keempat, kita harus menerapkan konsep efisiensi (penghematan). Seorang Muslim hendaknya berbuat seperti seorang pelari maraton yang harus berlari dalam jarak jauh. Ia akan seefisien mungkin mengelola setiap sumber daya yang dimilikinya dan menjauhkan diri dari kemubaziran. Orang yang efisien adalah orang yang memiliki pandangan jauh ke depan (QS Al-Hasyr [59]:18 dan QS An-Nahl [27]: 10-11).Berhemat pada dasarnya adalah menghitung apa yang akan terjadi di masa datang, bukan cerminan sikap kikir dan individualis. Ia sadar bahwa hidup tidak akan selamnya lurus, ada susah ada senang. Efisiensi berarti pula melakukan segala sesuatu secara benar, tepat, akurat, dan mampu membandingkan antara besaran input dan output.
Kelima, masuk ke dalam lingkungan yang kondusif. Lingkungan sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan optimalisasi dan pengembangan potensi diri, baik self development (pembangunan diri) maupun social development. Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang itu sangat dipengaruhi temannya (lingkungannya). Siapa yang bergaul dengan pandai besi, dia akan terkena bau bakaran. Dan siapa yang bergaul dengan tukang minyak wangi, maka ia akan merasakan harumnya minyak wangi.
Keenam,belajar dan bertumbuh secara terus menerus sepanjang hidup continuous lifetime learning). Henry Ford mengatakan, "Barangsiapa berhenti belajar berarti dirinya sudah tua, tidak peduli apakah dia berusia 20 tahun atau 80 tahun. Barangsiapa terus menerus belajar, dia tetap awat muda. @Hal terbesar dalam hidup ini adalah menjaga agar pikiran kita tetap muda". Belajar di sini bukan sekadar semangat belajar. Yang tak kalah penting adalah belajar bagaimana cara belajar yang efektif. Karena itu, sangat penting kita harus menguasai cara belajar efektif, teknik membaca cepat, teknik memanfaatkan kemajuan teknologi, dan lainnya.
Ketujuh, kita harus memiliki sumber motivasi yang tak pernah padam. Sumber motivasi itu harus berasal dari Allah. Analoginya, motivasi dari Allah bagaikan cahaya matahari yang selalu bersinar, sedangkan motivasi yang berasal dari manusia bagaikan lampu dinding yang mudah padam. Dalam QS Al-Baqarah ayat 154 Allah SWT berfirman: "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, Allah pasti akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat)."Demikian Allah SWT memotivasi kita untuk terus mengembangkan diri danberpacu dalam kebaikan. Wallahu a'lam bish-shawab

Tidak ada komentar: